Metode LIFO: Fungsi, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Untuk Pemesanan Layanan Pengiriman Klik Di Sini

Berbicara mengenai bisnis, keuntungan memang menjadi salah satu hal yang sangat penting. Namun, untuk mencapai keuntungan tersebut, ketersediaan barang juga harus menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, dalam berbagai bidang usaha, sistem stok barang yang efisien sangatlah diperlukan.

Saat ini, terdapat berbagai metode pencatatan ketersediaan barang atau stok barang, salah satunya adalah metode LIFO. Artikel ini akan memberikan penjelasan mendalam mengenai metode LIFO. Dengan membaca penjelasan yang diberikan pada artikel ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih baik mengenai penggunaannya. 

Apa Itu Metode LIFO? 

Metode LIFO merupakan salah satu metode pencatatan barang yang memiliki keunikan tersendiri. Berbeda dengan FIFO yang menjual barang berdasarkan urutan masuk terlebih dahulu, metode LIFO justru menjual barang berdasarkan urutan masuk terakhir. Singkatnya, Last In First Out.

Dengan menerapkannya, proses penjualan barang menjadi lebih mudah dan efisien. Pemilik usaha dapat dengan cepat menata barang-barangnya tanpa perlu repot mengatur urutan masuk barang. Selain itu, juga memberikan keuntungan finansial bagi pemilik usaha, terutama saat terjadi inflasi.

Saat terjadi inflasi, LIFO dapat menghemat pengeluaran pajak karena harga barang terbaru yang dijual lebih tinggi daripada harga barang lama. Meskipun keuntungan yang didapatkan mungkin sedikit menurun, namun hal ini tidak akan berdampak pada keuntungan operasional yang tetap stabil.

Baca Juga: Holding Cost : Pengertian, Komponen, dan Rumus Menghitungnya

Fungsi Metode LIFO

Last-In, First-Out memiliki peran krusial dalam pengelolaan persediaan. Konsep ini mengutamakan pengeluaran barang terakhir yang masuk sebagai prioritas utama. Dengan menggunakannya, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan persediaan mereka dengan lebih efisien.

1. Penilaian Persediaan 

Dengan prinsip bahwa barang terbaru yang dibeli adalah yang pertama digunakan, perusahaan dapat menghindari menilai persediaan mereka dengan nilai yang sudah usang dan tidak akurat. 

Dapat membantu perusahaan mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan. Dalam banyak negara, penggunaannya dapat mengurangi laba yang dicatat dalam laporan keuangan, sehingga mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan.

2. Pengurangan Beban Pajak

Perusahaan dapat mencatat laba lebih rendah dalam laporan keuangannya, sehingga mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar. Metode LIFO memungkinkan perusahaan menyesuaikan nilai persediaan dengan harga pasar yang terus meningkat seiring waktu. Hal ini membuat perusahaan dapat mengurangi laba dan akhirnya mengurangi jumlah pajak. 

3. Manajemen Persediaan

Selain itu, dapat membantu perusahaan dalam manajemen persediaan mereka. Dalam beberapa situasi, perusahaan mungkin ingin menjaga tingkat persediaan yang lebih tinggi, entah untuk tujuan strategis atau untuk menghindari kekurangan stok.

Dengan biaya lebih tinggi dari persediaan lebih baru tetap dalam catatan, dapat membantu mengurangi beban pajak dan memungkinkan perusahaan untuk menjaga tingkat persediaan yang lebih besar.

4. Manajemen Laba

Tidak hanya itu, penggunaannya juga dapat mempengaruhi manajemen laba perusahaan. Dengan menerapkan biaya yang lebih tinggi dalam perhitungan biaya barang yang dijual, perusahaan dapat melaporkan laba yang lebih rendah dalam laporan keuangan mereka. 

Hal ini bisa berguna dalam situasi di mana perusahaan ingin menunjukkan kinerja yang lebih konservatif kepada pemangku kepentingan atau untuk menghindari tekanan untuk membayar dividen yang tinggi.

Baca Juga: Jasa Pengiriman Barang Besar, Murah, dan Aman

Contoh Penerapan Metode LIFO

Penerapan metode LIFO seringkali ditemukan dalam berbagai bidang usaha. Metode LIFO, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menghitung nilai persediaan barang dengan cara menganggap bahwa barang yang terakhir masuk ke gudang adalah yang pertama keluar.

Dalam konteks penjualan baju, biasanya dipilih karena memberikan gambaran akurat mengenai harga beli barang yang terjual. Dengan mengutamakan barang terakhir sebagai barang pertama dijual, harga jual barang akan mencerminkan harga beli lebih aktual, membantu perusahaan mengelola persediaan barang dengan lebih efisien dan akurat. 

Sementara itu, dalam industri penjualan barang elektronik dan buku, penerapan ini juga memiliki manfaat. Dengan mengikuti prinsipnya, perusahaan dapat memperhitungkan nilai persediaan lebih tepat sesuai kondisi pasar yang selalu berubah. Perusahaan dapat mengambil keputusan lebih cerdas dalam hal pengadaan barang dan penetapan harga jual.

Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO

Kelebihan menggunakan metode LIFO: 

  1. Proses penataan barang akan menjadi lebih efisien dan mudah. 
  2. Pengeluaran yang terkait dengan pajak juga akan lebih terkendali dan efektif, sehingga dapat menghemat biaya operasional perusahaan.
  3. Metode LIFO memanfaatkan tren pasar yang sedang berlangsung pada saat yang bersamaan, sehingga peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pun akan semakin terbuka lebar. 
  4. Selain itu, proses perbandingan antara besaran biaya dengan pendapatan yang dihasilkan juga akan menjadi lebih mudah dan akurat.
  5. Meskipun terdapat kemungkinan adanya inflasi, namun metode LIFO dapat membantu perusahaan untuk tetap menghasilkan laba operasional yang stabil dan tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut. 

Kelemahan yang dimiliki oleh metode LIFO adalah:

  1. Cenderung membingungkan karena mengambil pendekatan berlawanan dengan aliran barang masuk dan keluar dari persediaan. Proses pencatatan menjadi lebih rumit dan membutuhkan biaya pembukuan lebih tinggi.
  2. Meskipun dapat memberikan keuntungan dalam hasil penjualan, namun laba yang dihasilkan cenderung lebih rendah dibandingkan metode lainnya.
  3. Dalam kondisi di mana harga barang terus naik, penggunaannya dapat menyebabkan penilaian persediaan menjadi tidak akurat dan berpotensi merugikan perusahaan.

Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan secara matang sebelum menggunakan metode LIFO dalam pencatatan persediaan. 

Rumus Metode LIFO

Metode LIFO menggunakan rumus berikut untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Nilai Persediaan Akhir:

  1. HPP LIFO = Stok Awal (Harga Satuan Awal) + Pembelian Terkini (Harga Satuan Terkini) – Stok Akhir (Harga Satuan Awal)
  2. Nilai Persediaan Akhir LIFO = Stok Awal (Harga Satuan Awal) + Pembelian Terdahulu (Harga Satuan Terdahulu)

Cara Menghitung Metode LIFO

Cara Menghitung Metode LIFO:

  1. Stok Awal = 100 unit dengan harga satuan Rp10.000
  2. Pembelian 1 = 50 unit dengan harga satuan Rp12.000
  3. Pembelian 2 = 75 unit dengan harga satuan Rp15.000
  4. Penjualan = 175 unit

HPP dan Nilai Persediaan Akhir:

  1. HPP LIFO = 100 (Rp10.000) + 50 (Rp12.000) – 25 (Rp10.000)
  2. HPP LIFO = Rp13.500
  3. Persediaan Akhir LIFO = 25 (Rp10.000) + 50 (Rp12.000) + 75 (Rp15.000)
  4. Persediaan Akhir LIFO = Rp1.625.000

Catatan:

  1. Metode LIFO dapat menghasilkan laba atau rugi yang berbeda dengan FIFO, terutama dalam periode inflasi.
  2. Penggunaannya memiliki beberapa konsekuensi pajak dan akuntansi yang perlu dipertimbangkan.
  3. Di Indonesia, metode LIFO tidak diperbolehkan lagi berdasarkan PSAK 14.

Kirim Barang Termurah Hanya di Klik Logistics

Layanan jasa ekspedisi cargo kami hadir sebagai solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengiriman barang Anda. Dengan tarif bersahabat dan keandalan pengiriman yang terjamin, kami memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengirimkan barang tanpa harus khawatir tentang kualitas layanan.

Kami mengerti pentingnya efisiensi dalam proses logistik, itulah mengapa Klik Logistics siap membantu mengoptimalkan setiap langkah dalam pengiriman barang Anda. Tidak perlu ragu lagi, percayakan kebutuhan logistik Anda kepada Klik Logistics. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan solusi pengiriman barang yang efisien, dan terjangkau. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top